RINGKASAN
Buku Model Sistem Pangkalan Data dan Sistem Informasi Geografis Bidang Irigasi
merupakan buku yang berisi gambaran mengenai data tabular maupun data spasial bidang
yang disimpan dalam sebuah sistem informasi irigasi yang meliputi luasan daerah irigasi,
sumber air, lokasi, bangunan serta saluran irigasi.
Salah satu paradigma baru pengelolaan sumber daya air adalah pengelolaan
sumber daya air sebaiknya dilaksanakan atas dasar satuan geografis. Hal ini dikarenakan
dengan data berbentuk geografis/spasial akan dapat digunakan dalam bentuk yang lebih
luas serta lebih mudah dipahami apabila akan dilakukan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan letak geografis suatu daerah.
Luas Lahan sawah irigasi dari tahun ketahun semakin berkurang, sedangkan
kebutuhan akan pangan semakin meningkat. Berdasarkan data BPS tahun 2010, diketahui
bahwa Indonesia memiliki total areal sawah seluas 9.45 juta Ha. Sebagian besar
diantaranya (7,23 juta Ha; 76%) merupakan sawah beririgasi, yang memberikan
sumbangan terhadap 85% produksi padi nasional 2009 dan 2010 (BPS, ATAP). Sisanya
adalah sawah rawa pasang surut (488,852 Ha ; 5%), sawah rawa lebak (171,994 Ha ; 2%),
JIAT (92,090 Ha ; 1%) dan areal lainnya seperti sawah tadah hujan, sawah irigasi desa, dan
ladang (1,473,810 Ha ; 16%).
Pengembangan luas lahan irigasi menjadi salah satu jalan untuk pemenuhan
kebutuhan pangan tersebut. Pengembangan jaringan irigasi disuatu daerah menjadi sangat
penting dalam menekan jumlah kebutuhan yang semakin tinggi. Lahan pengembangan
irigasi tersebut haruslah ditinjau dengan matang sesuai dengan kesesuaian maupun
dengan peraturan yang ada. Pengembangan irigasi sebagai lahan pertanian merupakan
infrastruktur utama yang dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan produksi padi nasional
dalam rangka mendukung program ketahanan pangan.
Data perencanaan pengembangan irigasi sangat diperlukan untuk meninjau
peruntukan pengembangan lahan irigasi. Data menjadi sangat kompleks ketika desain
pengembangan jaringan irigasi disusun. Data tersebut mejadi acuan dalam pengembangan
jaringan irigasi yang akan dilakukan, bahkan data menjadi hal yang mutlak dalam
penyusunan rencana pengembangan jaringan irigasi.
Data yang akurat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan secara tepat, oleh
karena itu, data yang ada haruslah diperbarui secara kontinyu, dalam kegiatan ini
mencakup usulan perubahan daerah irigasi dari segi luasan. Perubahan/Evaluasi untuk
total data berdasarkan data lapangan jika dibandingkan dengan Kepmen PU Nomor
390/KPTS/M/2007 adalah 1.067.772 ha dari 893.776 ha dengan jumlah Daerah Irigasi 147
DI dari 133 DI yang ada pada Kepmen PU Nomor 390/KPTS/M/2007.
Irigasi mikro merupakan alternatif teknologi irigasi dalam rangka adaptasi
perubahan iklim untuuk mengatasi kelangkaan air yang sudah menjadi isu beberapa tahun
terakhir ini, untuk itu data irigasi mikro juga perlu diidentifikasi lebih lanjut untuk
mengetahui luas penerapannya oleh masyarakat. Sejauh ini data luasan penerapan irigasi
mikro belum teridentifikasi, sehingga perlu dilakukan pengumpulan data untuk identifikasi
irigasi mikro tersebut agar kedepannya prioritas pengembangan irigasi mikro dapat sesuai
dengan peruntukannya dengan menyusun peta potensi pengembangan irigasi mikro di
Indonesia.Luasan penerapan irigasi mBUKU MODEL SISTEM PANGKALAN DATA DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 2012ikro di Indonesia hasil inventarisasi data oleh balai
irigasi adalah 8.817,15 Ha yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
|