Balai Teknik Irigasi

Laporan Akhir Pangkalan Data dan Sistem Geografis Bidang Irigasi

Laporan Akhir Pangkalan Data dan Sistem Geografis Bidang Irigasi Tanggal Laporan : 1 Desember 2012
Komponen Informasi Detail
Lokasi Kegiatan

Sumatera yaitu di BBWS Sumatera VIII (sumatera selatan), BWS Sumatera II (Sumatera Utara), BWS Sumatera I (Aceh), BWS Sumatera III (Riau), BWS Sumatera IV (Batam), BWS Sumatera V (Sumatera Barat), BWS Sumatera VII (Bengkulu). Sedangkan di Kalimantan, loka

Kelompok Output Peningkatan Kualitas Data dalam Pengelolaan SDA
Output Kegiatan

RINGKASAN
Buku Model Sistem Pangkalan Data dan Sistem Informasi Geografis Bidang Irigasi
merupakan buku yang berisi gambaran mengenai data tabular maupun data spasial bidang
yang disimpan dalam sebuah sistem informasi irigasi yang meliputi luasan daerah irigasi,
sumber air, lokasi, bangunan serta saluran irigasi.
Salah satu paradigma baru pengelolaan sumber daya air adalah pengelolaan
sumber daya air sebaiknya dilaksanakan atas dasar satuan geografis. Hal ini dikarenakan
dengan data berbentuk geografis/spasial akan dapat digunakan dalam bentuk yang lebih
luas serta lebih mudah dipahami apabila akan dilakukan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan letak geografis suatu daerah.
Luas Lahan sawah irigasi dari tahun ketahun semakin berkurang, sedangkan
kebutuhan akan pangan semakin meningkat. Berdasarkan data BPS tahun 2010, diketahui
bahwa Indonesia memiliki total areal sawah seluas 9.45 juta Ha. Sebagian besar
diantaranya (7,23 juta Ha; 76%) merupakan sawah beririgasi, yang memberikan
sumbangan terhadap 85% produksi padi nasional 2009 dan 2010 (BPS, ATAP). Sisanya
adalah sawah rawa pasang surut (488,852 Ha ; 5%), sawah rawa lebak (171,994 Ha ; 2%),
JIAT (92,090 Ha ; 1%) dan areal lainnya seperti sawah tadah hujan, sawah irigasi desa, dan
ladang (1,473,810 Ha ; 16%).
Pengembangan luas lahan irigasi menjadi salah satu jalan untuk pemenuhan
kebutuhan pangan tersebut. Pengembangan jaringan irigasi disuatu daerah menjadi sangat
penting dalam menekan jumlah kebutuhan yang semakin tinggi. Lahan pengembangan
irigasi tersebut haruslah ditinjau dengan matang sesuai dengan kesesuaian maupun
dengan peraturan yang ada. Pengembangan irigasi sebagai lahan pertanian merupakan
infrastruktur utama yang dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan produksi padi nasional
dalam rangka mendukung program ketahanan pangan.
Data perencanaan pengembangan irigasi sangat diperlukan untuk meninjau
peruntukan pengembangan lahan irigasi. Data menjadi sangat kompleks ketika desain
pengembangan jaringan irigasi disusun. Data tersebut mejadi acuan dalam pengembangan
jaringan irigasi yang akan dilakukan, bahkan data menjadi hal yang mutlak dalam
penyusunan rencana pengembangan jaringan irigasi.
Data yang akurat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan secara tepat, oleh
karena itu, data yang ada haruslah diperbarui secara kontinyu, dalam kegiatan ini
mencakup usulan perubahan daerah irigasi dari segi luasan. Perubahan/Evaluasi untuk
total data berdasarkan data lapangan jika dibandingkan dengan Kepmen PU Nomor
390/KPTS/M/2007 adalah 1.067.772 ha dari 893.776 ha dengan jumlah Daerah Irigasi 147
DI dari 133 DI yang ada pada Kepmen PU Nomor 390/KPTS/M/2007.
Irigasi mikro merupakan alternatif teknologi irigasi dalam rangka adaptasi
perubahan iklim untuuk mengatasi kelangkaan air yang sudah menjadi isu beberapa tahun
terakhir ini, untuk itu data irigasi mikro juga perlu diidentifikasi lebih lanjut untuk
mengetahui luas penerapannya oleh masyarakat. Sejauh ini data luasan penerapan irigasi
mikro belum teridentifikasi, sehingga perlu dilakukan pengumpulan data untuk identifikasi
irigasi mikro tersebut agar kedepannya prioritas pengembangan irigasi mikro dapat sesuai
dengan peruntukannya dengan menyusun peta potensi pengembangan irigasi mikro di
Indonesia.Luasan penerapan irigasi mBUKU MODEL SISTEM PANGKALAN DATA DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 2012ikro di Indonesia hasil inventarisasi data oleh balai
irigasi adalah 8.817,15 Ha yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

Komponen Output
Tim Pelaksana

Ketua : Widya Utaminingsih, SP
Pengendali Teknik : Ir. Muqorrobin
Anggota : Marasi Deon Joubert, ST,MPSDA
Dewi Arifianty A, SP
Bambang Misgiyanta, SST
Indri Swatini Setianingwulan, ST
Hanhan Ahmad Sofituddin, STP
Dadan Rahmandani, ST
Joko Triyono, STP
Nur Choiri, ST
Winarsih
Agus Setianto
Parmin, SIP
Sulardi, S.Sos
Eni Widiarti, Amd.
Mapilindo, AMd
M.Paisal, Amd
Santi Lestari, S.Sos

Deskripsi Kegiatan

Luas Daerah Irigasi di Indonesia berdasarkan Kepmen PU No.
390/KPTS/M/2007 adalah 7.469.796 ha yang terbagi kedalam 33.210 Daerah
Irigasi dengan jumlah hampir 6000 Daerah Aliran Sungai (DAS). Mengingat luas
dan banyaknya daerah irigasi di Indonesia, maka perlu dibangun sebuah sistem
untuk pengelolaan data keirigasian yang terstruktur dengan baik. Penyusunan
Sistem basis data tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan
penyusunan pangkalan basis data maupun dengan penyusunan data spasial
menggunakan Sistem Informasi Geografis sehingga dapat digunakan dengan
mudah dalam pengambilan keputusan berdasarkan lokasi geografis. Tujuan dari
kegiatan ini adalah terwujudnya Pangkalan data Irigasi baik irigasi permukaan
maupun irigasi mikro serta tersedianya Sistem Informasi Geografis Sumber Daya
Air (SIG-SDA) bidang irigasi untuk menunjang tersusunnya buku data daerah
irigasi sebagai katalog irigasi. Kegiatan ini dilakukan dengan survei dan
pengumpulan data irigasi permukaan dan mikro kemudian dianalisa dan diinput
kedalam software (Sistem Informasi Data Dasar Irigasi) SIDDI dan dievaluasi
perubahan luasannya untuk usulan penyesuaian data pada Kepmen
390/KPTS/M/2007. Survei dan Pengumpulan data pada tahun 2012 dilakukan di
BWS Sumatera I, BWS Sumatera II, BWS Sumatera III, BWS Sumatera IV,
BWS Sumatera V, BWS Sumatera VI, BBWS Sumatera VIII, BWS Kalimantan I,
BWS Kalimantan II, BWS Kalimantan III, BBWS Pompengan Jeneberang, BWS
BWS Nusa Tenggara I dan Nusa Tenggara II. Hasil yang diperoleh adalah data
luasan penerapan irigasi mikro di Indonesia yaitu 8.817,15 Ha yang tersebar di
seluruh wilayah di Indonesia. Untuk sebagian Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi diperlukan penyesuaian data daerah irigasi kewenangan pusat. Dari
133 daerah irigasi seluas 893.776 Ha menurut Kepmen 390/KPTS/M/2007 perlu
penyesuaian data menjadi 147 daerah irigasi seluas 1.067.772 ha.LAPORAN AKHIR BASIS DATA 2012

Lampiran File



Share this post

Scroll to Top