Balai Teknik Irigasi

Laporan Akhir Penentuan Hujan Efektif Untuk Perhitungan-2015

Laporan Akhir Penentuan Hujan Efektif Untuk Perhitungan-2015 Tanggal Laporan : Desember 2015
Komponen Informasi Detail
Lokasi Kegiatan

Dukuh Bledug 2 (6°59’50.7” LS dan 109°10’43.0” BT), Desa Karanganyar, Kecamatan Kedung Banting, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah dan Dukuh Duwet 2 (7°41’30.1” LS dan 110°15’54.1” BT), Desa Banjarharjo, Kecamatan Kali Bawang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Kelompok Output Teknologi Terapan
Output Kegiatan

Perhitungan curah hujan efektif umumnya dilakukan berdasarkan standar buku Kriteria Perencanaan (KP) Irigasi 01 tahun 1986, dimana curah hujan efektif dihitung berdasarkan perkiraan dalam bentuk prosentase dari hujan andalan 80%. Perhitungan ini menganggap bahwa hujan efektif diasumsikan sama untuk semua kondisi dan karakteristik lahan pertanian, sehingga besaran hujan efektif tidak dapat ditentukan secara tepat. Hal ini menyebabkan perhitungan kebutuhan air menjadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan kondisi lahan setempat, sehingga pemberian air ke lahan menjadi tidak efektif dan efisien. Dengan demikian, perlu dilakukan tinjauan ulang terhadap formula perhitungan besaran hujan efektif dalam rangka keakuratan perhitungan kebutuhan air irigasi, mengingat kondisi karakteristik lahan di Indonesia sangat berbeda satu dengan yang lainnya.

Tujuan pembuatan naskah ilmiah ini adalah untuk mendapatkan rumusan perhitungan hujan efektif yang dapat mewakili masing-masing kondisi dan karakteristik lahan pertanian. Dalam buku ini, tinjauan rumusan hujan efektif pada buku KP-01 tahun 1986, dilakukan dengan cara pengamatan hujan efektif di tingkat lahan pertanian dan simulasi model, kemudian membandingkan dengan konstanta yang ada pada buku KP-01 tahun 1986.

Bedasarkan hasil pengamatan di lapangan selama satu musim tanam (MT-II), diketahui bahwa rasio hujan efektif pada teknik pemberian air secara kontinyu berfluktuatif pada tiap fase pertumbuhan diantara 0,01 – 0,77 untuk lahan perkolasi tinggi dan 0,45 – 0,74 untuk lahan perkolasi sedang. Rasio hujan efektif rata-rata hasil pengamatan lapangan pada lahan perkolasi sedang (0,51) dan perkolasi tinggi (0,25) lebih kecil dibanding konstanta pada perhitungan curah hujan efektif buku KP Irigasi tahun 1986 dan tahun 2013.

Hasil simulasi model pada beberapa teknik pemberian air di lahan perkolasi sedang dan tinggi, diketahui bahwa:  (i) rasio hujan efektif teknik pemberian air secara terkontrol (0,44 – 0,74) dan terjadwal (0,44 – 0,74) lebih besar dibandingkan dengan teknik pemberian air secara kontinyu (0,11 – 0,60), (ii) rasio hujan efektif pada musim kering (0,52) lebih besar dari pada musim basah (0,42), (iii) Rasio hujan efektif teknik pemberian air secara terjadwal dan terkontrol pada beberapa musim tanam (MT I pada tahun 2005, 2006, 2009, 2010, 2012, 2014 dan MT II pada tahun 2010) lebih besar di banding konstanta pada buku KP Irigasi tahun 1986 dan tahun 2013.

 

Naskah Ilmiah Tinjauan Rumusan Hujan Efektif-2015

Komponen Output
  1. Literatur dan Notulen Diskusi Tinjauan Formula Hujan Efektif pada Buku Kriteria Perencanaan Irigasi 1986.
  2. Data-data Terkait Perhitungan Hujan Efektif pada Berbagai Pola Pemberian Air dan Karakteristik Lahan Pertanian.
Tim Pelaksana

Ketua Tim                    : Dadan Rahmandani, ST

Pengendali Program  : Eny Widiarti, A.Md

Pengendali Teknis       : Dewi Arifianty Agustina. SP

Anggota                         : Hanhan A.S., STP., M.Agr

Evi Mariana, ST

Joko Triyono, ST., M.Eng

Dadang Ridwan, ST., MPSDA

Wahyudiono

Wawan Juniawan

Suyanto

Sutikno

Carlam

Deskripsi Kegiatan

Perhitungan curah hujan efektif umumnya dilakukan berdasarkan buku KP Irigasi 01 tahun 1986. Curah hujan efektif dihitung berdasarkan perkiraan dalam bentuk prosentase dari hujan andalan 80%. Perhitungan ini berasumsi bahwa besaran hujan efektif sama pada semua kondisi dan karakteristik lahan pertanian, sehingga besaran hujan efektif tidak dapat ditentukan secara tepat. Hal ini menyebabkan perhitungan kebutuhan air menjadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan kondisi karakteristik lahan, sehingga pemberian air ke lahan menjadi tidak efektif dan efisien.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rumusan perhitungan hujan efektif yang dapat mewakili kondisi dan karakteristik lahan pertanian. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengkaji penggunaan formula hujan efektif pada buku KP dan hujan efektif di tingkat lahan. Kajian hujan efektif di lahan dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan simulasi model.

Hasil tinjauan formula hujan efektif diketahui bahwa: (i) konstanta 0,7 pada formula perhitungan curah hujan efektif pada buku KP merupakan kesepakatan ahli irigasi Indonesia, dengan asumsi bahwa hujan yang jatuh di petak sawah akan terbuang 30% melalui intersepsi, perkolasi, limpasan dan kehilangan lainnya, (ii) Formula perhitungan hujan efektif pada buku KP belum mempertimbangkan faktor karakteristik curah hujan, teknik pemberian air, jenis tanah terkait perkolasi, serta umur tanaman.

Hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa: (i) rasio hujan efektif pada teknik pemberian air secara kontinyu berfluktuatif tiap fase pertumbuhan antara 0,01 – 0,77 untuk lahan perkolasi tinggi dan 0,45 – 0,74 untuk lahan perkolasi sedang, (ii)  rasio hujan efektif rata-rata pada lahan perkolasi sedang (0,51) dan perkolasi tinggi (0,25) lebih kecil dibanding konstanta pada buku KP.

Hasil simulasi pada beberapa teknik pemberian air di lahan perkolasi sedang dan tinggi, diketahui bahwa:  (i) rasio hujan efektif berpluktuatif tiap musim tanam pada tiap tahun, diantara 0,44 – 0,74 untuk teknik pemberian air secara terkontrol & terjadwal dan 0,11 – 0,60 untuk teknik pemberian air secara kontinyu, dan (ii) rasio hujan efektif rata-rata pada musim kering (0,52) lebih besar daripada rasio hujan efektif musim basah (0,42).

Kata kunci : Hujan efektif, Irigasi, Kebutuhan Air

Laporan Akhir Penentuan Hujan Efektif Untuk Perhitungan-2015

Lampiran File



Share this post

Scroll to Top